Langsung ke konten utama

sang kelinci dan Kerajaan hijau

Sang kelinci kebingungan terus berlari di lorong lorong labirin. ia sudah merasa kelelahan, berbulan bulan terjebak di dalam labirin yang tak ada ujungnya ini.

didalam hatinya terus mengeluarkan sumpah serapah, "Aku akan menarik kata kata yang kemarin ku sampaikan kepada mu sang penghuni Kerajaan Hijau, mana rasa kekeluargaan yang kau janjikan kemarin" ungkap si kelinci dalam hatinya.

Sang kelinci sebagai perwakilan teman temannya merasa sangat kecewa dengan para penghuni Kerajaan Hijau,setelah berbulan bulan ia dan teman temannya berada disana, ia tak menemukan apa yang ia dan teman temannya cari. ia dan teman temanya hanya merasa kehilangan arah, dan merasa tertekan. sang kelinci dan teman temannya selalu saja merasa tidak nyaman berada di kerajaan Hijau, mereka selalu merasa lelah, tertekan dan tiap harinya mereka terus berteriak di dalam mimpi mimpi. tangis ditiap malamnya selalu menemani mereka, dipikiran mereka terus mencuak pertanyaan "apa arti kekeluargaan itu? bagaimana rasa kekelurgaan itu sebenarnya?".  sang kelinci dan teman temannya terus bertanya tanya apa yang mereka sebenarnya lakukan di Kerajaan Hijau ini. Mengapa mereka hanya merasa kesakitan? mengapa hanya ada kesedihan dihati mereka. Mengapa mereka yang selalu disalahkan?

untuk itu, Sang kelinci sebagai perwakilan teman temannya berusahan mencari jalan keluar untuk membebaskan diri dari kerajaan Hijau, ia menelusuri labirin sudah berbulan bulan namun, sang kelinci belum menemukan jalan keluarnya. sementara, dibelakang sana, teman temannya terjerat dalam penjara yang dijaga oleh para tupai baru Penghuni Kerajaan hijau, teman teman sang Kelinci hanya bisa berdiam diri didalam penjara.

Sang Kelinci terus menerus berlari menelusuri lorong lorong labirin, hingga ketika ingin berbelok ia bertemu dengan salah satu penghuni Kerajaan Hijau, Sang Serigala berdiri tegak menghalangi sang Kelinci, sang kelinci ketakutan, ia berusaha lari, namun sayang sebuah rantai sudah melilit kakinya. akhirnya sang kelinci kembali terjebak, ia kembali masuk kedalam lubang neraka.  Sang kelinci bersujud di depan Sang serigala, memohon agar dibebaskan, ia menangis, memohon untuk dilepaskan, 

"Kumohon Lepaskan aku, sunggu aku dan teman teman ku tidak bisa bertahan di kerajaan mu, teman teman ku terluka disana, aku tak tega melihat teman temanku selalu merasa tertekan, biarkan mereka bebas, apa yang sebenarnya kalian inginkan? mengapa kalian menjanjikan kekeluargaan kepada kami, namun kami tidak merasakan itu? mengapa temanku hanya mendaptkan kesedihan, sungguh aku tidak bisa melihat teman temanku menderita, kesakita, dan menangis tiap malamnya, bisahkah kamu mendengar isi hati dari teman teman ku? setiap tangisannya sangat menyakitkan bagi diriku, bisakah kalian mendengarkan ungkapan teman teman ku? mereka juga berjuang demi kemakmuran kerajaan Hijau, jadi kumohon tolong pahami perasaan teman temanku, kumohon, dengar isi hati mereka" ungkap sang Kelinci, sambil terisak dan tetap memohon di depan Sang serigala.

Namun Sang Serigala hanya terdiam membisu, kemudian hap. memasukkan Sang kelinci kedalam perangkap.

hancur sudah, harapan sang Kelinci. ia dan teman temannya kembali terjebak didalam Kerajaan Hijau.


Salam Hangat,

Aidatul Jumulia.B



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengharapan yang salah

Aku pernah berharap kepada seseorang Seseorang yang seharusnya dan tak sepantasnya aku harapkan janjinya Hari hari kujalani dengan keyakinan teguh atas janji nya itu Kata kata manis dari dia selalu terngiang di pikiranku Bersemangat mengubah diri dengan niat dan atas motivasi dari dirinya Dan tiba dimana aku merasakan yang namanya patah hati Kecewa, marah, menyesal semua bercampur aduk dalam pikiran ku Saat menyaksikan realita yang ada, melihat perubahan drastis darinya Yang pada awalnya hubungan tanpa status yang dijalani berasa manis Kini perlahan berubah, menjadi pahit Sungguh, saat itu aku benar benar dalam kondisi tak terkendali, Rasa sakit hati yang kuderita membuatku tak semangat lagi dalam menjalani hari Kata kata manis yang pernah ia katakana rasanya tak sesuai dengan realita yang kusaksikan Rasanya aku telah tertipu daya oleh kata kata busuknya itu Hingga suatu saat, Aku membaca suatu kutipan dari Imam Syafi’I : “Ketika hatimu ter

Benarkah Indonesia sudah Merdeka?

Tujuh Belas Agustus Tahun Empat Lima Itulah Hari Kemerdekaan Kita Hari Merdeka Nusa dan Bangsa Hari Lahirnya Bangsa Indonesia Merdeka… Mungkin itu adalah Lagu yang akhir akhir ini kita dengar. Ya. 17 Agustus 2018 Kemarin, Hari Kemerdekaan ke 73 Republik Indonesia Tercinta. Rasa Syukur yang terpancar dalam setiap Senyuman Seluruh Warga Negera Indonesia dalam Menyambut Hari Bersejarah Bagi Bangsa dan Negara Ini. Hari Terbebaskan dari Para Penjajahan yang begitu menyiksa pada Zaman Perang. Namun apakah Pengorbanan para Pahlawan telah terbayarkan? Merah Putih Menyelimuti Bumi Pertiwi. Lantunan Lagu Indonesia Bersenandung Indah mengiringi Pengibaran Sang Merah Putih. Tapi apakah itu cukup untuk membayar segala jerih payah sang para Pahlawan kita? Memang saat ini Kita sudah Merdeka, hanya merdeka dari Para penjajahan bangsa Luar yang ingin Menguasai Indonesia. Tapi Sadarkah kita, Bahwasanya Kemerdekaan belum dirasakan Oleh Rakyatnya secara Merata, Masih bany